RSS

Arsip Bulanan: Januari 2010

Normalisasi

A.        Normalisasi

Mengapa diperlukan normalisasi dalam desain database? Struktur database yang normal, mudah untuk dilakukan query, update database tidak merepotkan, bisa mendapatkan semua informasi yang diperlukan, dan penghematan sumber daya (space harddisk keuntungan tersier). Inti dari normalisasi adalah membuat desain database yang efisien (tidak ada pengulangan data), database memuat semua sumber informasi, dan database merupakan kesatuan data. Selain itu normalisasi diperlukan untuk menghindari anomali insertion, anomali deletion, dan anomali update. Pada database yang sudah normal, anomaly insertion dapat dihindari karena pengisian data yang sama pada beberapa table hanya dilakukan cukup dengan mengisikan pada satu tabel dan yang lain akan mengikuti, begitu pula dengan perintah update dan delete. Namun pada tabel yang belum normal, pengisian data yang sama pada beberapa tabel dilakukan satu per satu. Hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan input oleh manusia (human error) sehingga beberapa record yang seharusnya memiliki data yang sama, akan memiliki data yang berbeda. Bentuk normalisasi ada beberapa macam, mulai dari normalisasi 1, normalisasi 2, dst. Beberapa kasus yang mencapai tahap normalisasi hingga lebih dari 5. Namun ada juga kasus yang hanya mencapai tahap normalisasi 2 saja. Normalisasi tiap kasus berbedabeda.

Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila dengan normalisasi ke 2 database sudah mencukupi syarat di atas, maka tidak diperlukan tahap normalisasi berikutnya.

B.        Normalisasi I

Normalisasi pertama intinya adalah menghindari adanya data larik atau array pada atribut serta membuang potensi terjadinya redudancy (pengulangan) data di dalam entitas kuat (tabel yang memiliki primary key). Cara melakukan normalisasi pertama cukuplah mudah, namun harus dikerjakan dengan teliti. Bentuk normal tahap pertama terpenuhi jika sebuah table tidak memiliki atribut komposit atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama. Misalkan terdapat atribut alamat pada suatu tabel untuk menyimpan nama jalan, kota, kode pos. Atribut alamat merupakan atribut komposit. Jika kita ingin mengakses data berdasarkan kota, jika tetap menggunakan atribut alamat tidak bisa oleh karena itu atribut alamat dipecah menjadi atribut Alamat_jalan, Kota dan Kode_pos.

NIM Nama

Jenis Kelamin

Alamat

1028 Dennis Adiswara Pria Jl  Kaliurang Km.7 N0. 177, Yogyakarta, 55283

Hasil normalisasi ke1 dari tabel di atas menjadi

NIM Nama

Jenis Kelamin

Alamat

Kota Kode Pos
1028 Dennis Adiswara Pria Jl  Kaliurang Km.7 N0. 177 Yogyakarta 55283

Dalam prakteknya normalisasi tidak selalu dilakukan. Memang dari segi penyimpanan lebih hemat dan insertion data lebih mudah (tidak berteletele). Tetapi untuk kedepannya dipikirkan juga apakah dengan normalisasi, muncul dampak pada pemrosesan query yang menjadi lambat? Jika database melibatkan data berskala besar, hendaknya dipikirkan efek normalisasi terhadap pemrosesan query. Kalau data berskala kecil (ratusan), normalisasi merupakan solusi yang efektif.

C.        Normalisasi II

Bentuk normalisasi kedua mempunyai ciri yaitu tiap entitas berada dalam

normalisasi ke1 dan tiap atribut entitas yang bukan key memiliki ketergantunganfungsional kepada primary keynya secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi bentuk normalisasi ke2 jika ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya tergantiung pada sebagian dari key primer). Tabel penjualan memiliki primary key dan atribut sebagai berikut.

No_nota, kode_barang Kode_pembeli, → Nama_pembeli, Alamat_pembeli, Telepon_pembeli, kode_pegawai, tanggal, total, jumlah_beli

Pada table tersebut No_nota dan Kode_barang adalah key primer. Ketergantungan Fungsional pada table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

No_nota, Kode_barang → Jumlah_beli

No_nota → Kode_pembeli

No_nota → Nama_pembeli

No_nota → Alamat_pembeli

No_nota → Telepon_pembeli

No_nota → Kode_pegawai

No_nota → Tanggal

No_nota → Total

terhadap No_nota dan tidak bergantung pada kode_barang. Sehingga Tabel Penjualan tidak memenuhi bentuk normal kedua ( 2NF). Agar memenuhi bentuk normal kedua maka Tabel Penjualan dipecah menjadi dua yaitu Tbl_Detail_Penjualan dan Tbl_Penjualan

Tbl_Detail_Penjualan

No_nota, Kode_barang → Jumlah_jual

Tbl_Penjualan

No_nota → Tanggal, Total, Kode_pembeli, Nama_pembeli, Alamat_pembeli,

Telepon_pembeli, kode_pegawai

Pada Tbl_Detail_Penjualan key primer –nya adalah No_nota dan Kode_Barang sedangkan pada Tbl_Penjualan key primernya adalah No_nota.

D.        Normalisasi III

Sebuah table dikatakan berada dalam bentuk normal tahap ke tiga (3NF) jika untuk setiap KF (ketergantungan fungsional) dengan notasi X → A , dimana  A mewakili semua atribut tunggal di dalam table yang tidak ada di dalam X, maka

1. X haruslah superkey pada table tersebut

2. Atau A merupakan bagian dari key primer pada table tersebut

Pada contoh sebelumnya tabel penjualan memiliki ketergantungan fungsional sebagai berikut:

No_nota → Tanggal, Total, Kode_pembeli, Nama_pembeli, Alamat_pembeli,

Telepon_pembeli, kode_pegawai

Kode_pembeli → Nama_pembeli, Alamat_pembeli, Telepon_pembeli

Pada KF pertama, No_nota merupakan super key tabel sehingga bentuk normal ketiga dipenuhi. Pada KF kedua, Kode_ pembeli bukan merupakan superkey, dan atribut Nama_pembeli, Alamat_pembeli, Telepon_pembeli juga bukan merupakan bagian dari primary key tabel, sehingga tabel perlu dipecah menjadi Tabel Pelanggan dan Tabel Penjualan.

Tabel Pelanggan

Kode_pembeli → Nama_pembeli, Alamat_pembeli, Telepon_pembeli

Tabel Penjualan

No_nota → Tanggal, Total, Kode_pembeli, kode_pegawai

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 19, 2010 inci Uncategorized

 

AKUNTANSI SUMBER DANA

AKUNTANSI SUMBER DANA

  1. 1. GIRO
DEFINISI

Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan

TRANSAKSI GIRO

Dapat dilakukan dari peristiwa setoran nasabah baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer, pemindahbukuan karena kliring atau transfer, penarikan tunai atau kliring penambahan karena jasa giro dan bunga dsb.

v    TRANSAKSI PEMBUKAAN REKENING GIRO DAN PENYETORAN

  • SETORAN TUNAI

Ny. Diony calon nasabah Bank DKI ingin membuka rekening giro pada Cabang Jakarta dengan melakukan setoran tunai sebagai setoran awal rekening gironya sebesar Rp 100.000.000,00 dan biaya administrasi untuk buku cek sebesar Rp 50.000,00

D: Kas                                                          Rp.  100.050.000,00

K:Giro Ny. Diony                                          Rp.  100.000.000,00

K:Persediaan buku cek                               Rp.           50.000,00

·              SETORAN KLIRING

Ny. Diony menyerahkan cek giro Bank  BNI  sebesar  Rp 10.000.000,00 untuk disetorkan pada rekening gironya di Bank DKI.

D: Bank Indonesia -giro                               Rp 10.000.000,00

K: Warkat Kliring                                          Rp 10.000.000,00

Pada waktu kliring berhasil

D: Warkat Kliring                                        Rp.  10.000.000,00

K: Giro Ny. Diony                                      Rp.  10.000.000,00

  • PENYETORAN MELALUI TRANSFER

Ny. Diony menerima transfer dari Ibu Endang nasabah Bank BCA sebesar Rp 5.000.000,00

D: Giro BCA                                                 Rp 5.000.000,00

K: Giro Ny. Diony                                         Rp 5.000.000,00

v    PENARIKAN GIRO
  • PENARIKAN TUNAI

Ny. Diony menarik selembar cek untuk dibayarkan secara tunai oleh Bank DKI sebesar Rp 15.000.000,00

D : Giro Ny. Diony Rp.  15.000.000,00

K : Kas                                                         Rp.  15.000.000,00

  • PENARIKAN KLIRING

Ny. Diony menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000,00 diberikan kepada temannya Nn. Early seorang nasabah Bank Permata

D : Giro Ny. Diony                                        Rp 4.000.000,00

K :  Bank Indonesia – giro                           Rp 4.000.000,00

  • PENARIKAN DENGAN AMANAT

Ny. Diony memerintahkan Bank DKI untuk mendebet rekening gironya sebesar Rp 2.000.000,00 untuk dipindahbukukan ke dalam rekening Ny. Ira pada Bank DKI Cabang Depok.

D : Giro Ny. Diony                                        Rp 2.000.000,00

K : RAK * Cabang Jakarta                          Rp 2.000.000,00

*) Rekening Antar Kantor

JASA GIRO

v    DASAR PERHITUNGAN JASA GIRO

  • Saldo Terendah
  • Saldo Rata-rata
  • Saldo Harian
  • Saldo Mengambang

v    PENDAPATAN JASA GIRO

Ny. Diony dalam Bulan September 2006 memperoleh jasa giro sebesar Rp 500.000,00

D : Jasa Giro                                             Rp 500.000,00

K : Giro Ny. Diony                                     Rp 500.000,00

2. TABUNGAN

DEFINISI

Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki.

v          PEMBUKAAN DAN PENYETORAN TABUNGAN

  • SETORAN TUNAI

Ny. Endang pada tanggal 1 September 2006 hendak membuka tabungan di Bank DKI Cabang Jakarta. Setoran pertamanya         Rp 500.000 tunai

D : Kas                                                         Rp   500.000,00

K : Tabungan Ny. Endang                           Rp   500.000,00

Pada tanggal 4 September 2006, Ny. Endang kembali menyetor untuk rekening tabungannya dengan menyerahkan selembar cek Rp 4.500.000,00 dari Ny. Ira nasabah Bank DKI Jakarta. Pada hari yang sama ia juga mendapat transfer  dari rekannya melalui Bank DKI Cabang Kalimalang sebesar Rp 7.000.000

D : Giro Ny. Ira                                             Rp   4.500.000,00

D : RAK Cabang Kalimalang                      Rp   7.000.000,00

K : Tabungan Ny. Endang                           Rp 11.500.000,00

  • PENYETORAN ANTAR CABANG

Ny Endang melakukan setoran dari Bank DKI Cabang Salemba sebesar Rp. 500.000

D : RAK Cab. Salemba                              Rp     500.000,00

K : Tabungan Ny. Endang                           Rp     500.000,00

  • PENARIKAN TUNAI

Ny. Endang menarik dana tabungannya secara tunai di Bank DKI Jakarta sebesar Rp 200.000,00

D : Tabungan Ny. Endang                           Rp 200.000,00

K : Kas                                                         Rp 200.000,00

  • PENARIKAN  MELALUI ATM

Ny. Endang menarik dananya melalui ATM sebesar Rp. 100.000,-

D : Tabungan Ny. Endang                 Rp.    100.000,00

K : Kas ATM                                       Rp.    100.000,00

  • PENARIKAN ANTAR CABANG – Reciprocal Account

Ny. Endang menarik rekening tabunggannya di Bank DKI Cabang Kelapa Dua sebesar Rp 1.500.000,00 tunai.

Pencatatan pada Cabang Kelapa Dua :

D : RAK Cabang Jakarta                   Rp 1.500.000,00

K : Kas                                                Rp 1.500.000,00

Pencatatan pada Cabang Jakarta (penerbit)

D : Tabungan Ny. Endang                 Rp 1.500.000,00

K : RAK Cabang Kelapa Dua            Rp 1.500.000,00

v          PERHITUNGAN BUNGA

Ny. Endang pada Bulan September 2006 mendapatkan bunga tabungan sebesar Rp 100.000,00

D : Biaya bunga tabungan                 Rp 100.000,00

K : Tabungan Ny. Endang                 Rp 100.000,00

v    PENUTUPAN REKENING

  • Penutupan rekening nasabah harus dilakukan pada cabang penerbit.

Ny. Endang pada Bulan Oktober 2006 mengambil seluruh dananya sebesar Rp 10.800.000,00 dan sekaligus menutup rekening tabungannya

D : Tabungan Ny. Endang                             Rp 10.800.000,00

K : Kas                                                  Rp 10.800.000,00

2.1. TABUNGAN KARTU SMART

DEFINISI

Tabungan yang mempunyai kartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.

MANFAAT

  • Alat pembayaran di toko-toko (Point  of Sale)
  • Alat untuk memperoleh diskon
  • Pengganti uang tunai

v          PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA ON-LINE

  • PEMBUKAAN DAN PENYETORAN

Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 dan  beban kartu sebesar    Rp 15.000,00

D : Kas                                                         Rp 1.015.000,00

K : Tabungan Nn. Early                               Rp 1.000.000,00

K : Persediaan Kartu Tabungan                 Rp      15.000,00

Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips sudah mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00

  • PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT

Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank bersangkutan sebesar                  Rp 300.000,00

D : Tabungan Nn. Early                               Rp 300.000,00

K : Giro Merchant                                        Rp 300.000,00

v          PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA OFF-LINE

  • PEMBUKAAN DAN PENYETORAN

Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 dan  beban kartu sebesar    Rp 15.000,00

D : Kas                                                         Rp 1.015.000,00

K : Tabungan Nn. Early                               Rp 1.000.000,00

K : Persediaan Kartu Tabungan                 Rp      15.000,00

Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips belum mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00, untuk itu harus dilakukan proses download terlebih dahulu.

  • TRANSAKSI DOWNLOAD KEDALAM CHIPS

Nn. Early melakukan proses download kedalam chips sebesar      Rp 400.000,00

D : Tabungan Nn. Early                     Rp 400.000,00

K : Tabungan Kartu Chips                 Rp 400.000,00

Rekening Tabungan dalam pembukuan bank tetap berjumlah        Rp 1.000.000,00 terpecah pada rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 400.000,00

  • PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT

Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank bersangkutan sebesar  Rp 300.000,00

D : Tabungan Kartu Chips                 Rp 300.000,00

K : Giro Merchant                               Rp 300.000,00

Rekening Tabungan dalam pembukuan bank  kini berjumlah          Rp 700.000,00 terpecah pada rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 100.000,00

v          PENARIKAN TUNAI MELALUI ATM

  • TARIK TUNAI DENGAN CHIPS

Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dari Chips sebesar        Rp 50.000,00

D : Tabungan Kartu Chips                 Rp 50.000,00

K : Kas                                                Rp 50.000,00

  • TARIK TUNAI DENGAN MAGNETIC STRIPE (MS)

Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dengan MS sebesar     Rp 50.000,00

D : Tabungan Nn. Early                    Rp 50.000,00

K : Kas                                               Rp 50.000,00

3.  DEPOSITO

DEFINISI

Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.

v    TRANSAKSI DEPOSITO

Ny. Ira melakukan setoran tunai untuk pembukaan rekening Deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp 20.000.000,-

D : Kas                                                Rp.  20.000.000,00

K : Deposito 6 bulan Ny Ira               Rp.  20.000.000,00

v    PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO

  • Bank akan memberikan bunga 12% pa dengan perhitungan                  ( 20.000.000 x  12% ) / 12 bulan maka bunga yang akan diterima adalah Rp 200.000 per bulan

D : Biaya Bunga Depo                       Rp.   200.000,00

K : Bunga YMH dibayar Depo           Rp.   200.000,00

  • Pada saat bunga di ambil tunai

D : Bunga YMH dibayar Depo           Rp.   200.000,00

K : Kas                                                Rp.   200.000,00

Atau…

Pada saat bunga dipindahkan ke rekening tabungan

D : Bunga YMH dibayar Depo           Rp.   200.000,00

K : Tabungan Ny Ira                           Rp.   200.000,00

v    PENCAIRAN DEPOSITO  YANG BELUM JATUH WAKTU

Ny. Diony mempunyai deposito Rp 50.000.000,- bunga 19 % pa untuk jangka 1 tahun, ternyata hendak dicairkan setelah jatuh tempo bulan ke 3, maka Ny. Diony akan di kenakan penalty Rp. 625.000,-

D : Deposito Ny. Diony                      Rp.   50.000.000,00

K : Pendapatan op lain-lain               Rp.        625.000,00

K : Kas                                                Rp.   49.375.000,00

4.  TRAVELLER’S CHEQUES

DEFINISI

Warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut. TC merupakan sumber dana yang paling murah atau tidak berbunga.

  • PENERBITAN TC

Nn. Early nasabah Bank Muamalat  Jakarta hendak membeli Traveller’s cheques atas beban rekening gironya, sebanyak 20 lembar @ Rp 100.000,00

D : Giro Nn. Early                               Rp.  2.000.000,00

K : TC – Rupiah                                 Rp.  2.000.000,00

  • PENCAIRAN TC

Nn. Early mencairkan TC pada Bank Muamalat Cabang Padang sebanyak 3 lembar secara tunai

Pada Cab. Padang

D : RAK- Jakarta                                Rp 300.000,00

K : Kas                                                Rp 300.000,00

Pada Cab. Jakarta

D : TC – Rupiah                                 Rp 300.000,00

K : RAK – Padang                             Rp 300.000,00

  • PENJUALAN TC OLEH AGEN

Penjualan kepada agen, Bank akan memberikan potongan yang akan dibebankan kepada Biaya Komisi.

D : Kas                                                Rp.  3.000.000,00

K : Biaya komisi                                 Rp.       60.000,00

K : TC – Rupiah                                 Rp.  2.940.000,00


5. REKENING TITIPAN – PAYMENT POINT

DEFINISI

Pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pihak tertentu seperti, rekening listrik PLN, rekening telepon dari Telkom, uang sekolah suatu Universitas, pajak televisi dsb.

  • Bank Bukopin Senen menerima sebundel rekening tagihan listrik PLN bernilai Rp 30.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode September 20XX

K : Rek. Adm Rupiah

Warkat Rek. PLN yang Diterima………..Rp 30.000.000,00

  • Pada akhir hari jumlah pembayaran pelanggan PLN yang diterima mencapai jumlah sebesar Rp 5.000.000,00 diterima secara tunai

D : Rek. Adm Rupiah

Warkat Rek. PLN yang Diterima………..Rp 5.000.000,00

D : Kas                                                         Rp 5.000.000,00

K : Giro – Rekening PLN                            Rp 5.000.000,00

6.  DANA SETORAN NAIK HAJI

  • Nn. Early  menyetorkan dana ongkos haji sebesar Rp 15.000.000,00 tunai di Bank Muamalat. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro C.V Padang Arafah sebagai pengelola haji

D : Kas                                                         Rp 15.000.000,00

K : Dana Setoran Naik Haji                          Rp 15.000.000,00

D : Dana Setoran Naik Haji                         Rp 15.000.000,00

K : Giro CV Arafat                                       Rp 15.000.000,00

  • Ny. Endang membuka rekening tabungan haji di Bank BNI Syariah sebesar Rp 500.000,00

D : Kas                                                         Rp 500.000,00

K : Tabungan Naik Haji Ny. Endang           Rp 500.000,00

  • Ny. Endang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp 30.000.000,00 datang hendak mencairkan dan menyetor dana tersebut kepada C.V Padang Masyar, pengelola perjalanan haji

D : Tabungan Naik Haji Ny. Endang           Rp 30.000.000,00

K : Giro C.V Padang Masyar                      Rp 30.000.000,00


Akuntansi :  SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.

Penerbitan

Seorang nasabah Bank Omega membuat surat pngakuan hutangatas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80 juta beserta bunga Rp 20 jutaatau secara keseluruhan sebesar Rp 100 juta dengan suku bunga 14% setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank Omega ke BI dan dibebankan diskonto 13.5% setahun.

Oleh Bank Omega transaksi ini akan dicatat

D : Surat berharga                                                                 Rp 100.000.000

K : Debitur                                                                              Rp   80.000.000

K : Pendapatan Bunga Debitur yang diterima dimuka         Rp   20.000.000

SBPU dijual ke BI diskonto 13.5%/tahun: (Penjualan)

D : BI – Giro                                                                           Rp   93.250.000

D : Diskonto SBPU yan belum diamortisasi                         Rp     6.750.000

K : Surat berharga – SBPU                                                   Rp 100.000.000

Diskonto SBPU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening biaya dengan jurnal sbb:

D: Biaya diskonto SBPU                                              Rp 1.250.000

K: Diskonto SBPU Yang belum diamortisasi             Rp 1.250.000

Pelunasan

Pada saat jatuh tempo setelah amortisasi diskonto bulan terakhir dan SBPU dilunasi oleh Bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan surat pengakuan hutang tersebut , oleh Bank Omega dicatat sbb:

D :     Surat berharga –SBPU                                                Rp 100.000.000

D :     Kas/Giro Nasabah                                              Rp 100.000.000

K :     Surat berharga                                                    Rp 100.000.000

K :     BI-Giro                                                                 Rp 100.000.000

8.  PINJAMAN YANG DITERIMA (YDT)

  • PINJAMAN DARI BANK LAIN

Bank Gunadarma memutuskan untuk meminjam dana dari Bank DKI sebesar Rp. 3 milyar dengan jangka waktu  5 tahun. Suku bunga yang dikenakan oleh Bank DKI adalah 15% pa dan dana yang diterima oleh Bank Gunadarma akan di simpan dalam bentuk Giro pada Bank DKI .

D : Bank Lain – Giro                          Rp.  3.000.000.000.00

K : Pinj YDT – Bank Rp.  3.000.000.000,00

Pembayaran bunga pinjaman akan dikurangi langsung dari Giro Bank Gunadarma di Bank DKI senilai bunga yang harus dibayar oleh pihak Bank Gunadarma

D : Biaya bunga (Pinj-bank)               Rp.  45.000.000,00

K : Bank Lain – Giro (Aktiva)             Rp.  45.000.000,00

  • TWO STEP LOAN

Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana.

Bank Gunadarma mendapat pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12 Milyar

D : Bank Indonesia – Giro                          Rp 12.000.000.000,00

K : Pinjaman yang Diterima – TSL             Rp 12.000.000.000,00

  • TRANSAKSI OBLIGASI

Bank Gunadarma menerbitkan 100 lembar obligasi dengan @ Rp. 1.000.000,- suku bunga 12%pa.

D : Kas                                                         Rp. 100.000.000,00

K : Hutang obligasi                                      Rp. 100.000.000,00

Setiap tanggal jatuh bunga tiap bulan, Bank Gunadarma harus menyisihkan bunga sebesar 1% atau 1 juta dan ditempatkan pada rekening titipan sampai pemegang obligasi menjual kembali kepada bank.

D : Biaya Bunga Obligasi                            Rp.   1.000.000,00

K : Hutang bunga obligasi                           Rp.   1.000.000,00

Bila Tn Dennis pemegang obligasi, yang juga nasabah Bank Gunadarma Pusat hendak mencairkan 10 lembar obligasinya setelah melewati tanggal jatuh bunga maka jurnalnya adalah .

D : Hutang Bunga Obligasi                         Rp.    1.000.000,00

D : Hutang Obligasi                                     Rp.  10.000.000,00

K : Giro – Tn Dennis                                   Rp.  11.000.000,00

  • PINJAMAN UNTUK PEMBIAYAAN BERSAMA

Bank Gunadarma ingin membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M, untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua bank lain yaitu Bank BNI dan Bank BCA dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M.

D : Bank BCA – Giro                                                               Rp 100.000.000.000,00

D : Bank BNI – Giro                                                                 Rp 100.000.000.000,00

K : Pinjaman yg Diterima – Pembiayaan Bersama             Rp 200.000.000.000,00

9. KEWAJIBAN LAIN-LAIN

  • PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA

Contoh : pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang kontrak pemberian jangka panjang, dll

Bank Gunadarma menempatkan dananya pada Bank Permata dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200 juta, suku bunga 14,4% pa dengan jangka waktu 6 bulan.

D : Bank Permata – Sertifikat Berjangka                     Rp 200.000.000,00

K : Bunga Sertifikat Berjangka yang Diterima Dimuka           Rp   14.400.000,00

K : Bank Indonesia                                                                         Rp 185.600.000,00

Setiap bulannya Bank Gunadarma mencatat alokasi pendapatan bunga yang diterima dimuka tersebut.

D : Bunga Sertifikat Berjangka YDD                              Rp 2.400.000,00

K : Pendapatan Bunga Sertifikat Berjangka                  Rp 2.400.000,00

  • SELISIH HUTANG PAJAK

Bank Gunadarma membebankan hutang pajak terlalu besar Rp 8 jt

D : Hutang Pajak Penghasilan                                       Rp 8.000.000,00

K : Biaya Pajak Penghasilan                                          Rp 8.000.000,00

  • BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Adalah pos-pos kewajiban lainnya yang tidak dapat dikelompokkan kedalam sumber dana biaya yang masih harus dibayar, contoh : biaya bunga simpanan berjangka yang dihitung setiap tanggal jatuh waktu.

10. PINJAMAN SUBORDINASI

DEFINISI

Pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi persyaratan tertentu.

Bank Gunadarma menerima pinj. subordinasi sebesar Rp 500 juta

D : Bank Indonesia – Giro                          Rp 500.000.000,00

K : Pinjaman Subordinasi                            Rp 500.000.000,00

Bunga 12% pa, perhitungan Bunga Tahun Pertama :

D : Biaya Bunga Pinj. Subordinasi              Rp 60.000.000,00

K : Bunga yang Masih Harus Dibayar         Rp 60.000.000,00

Pinjaman Subordinasi dilunasi Rp 200.000.000,00

D : Pinjaman Subordinasi                           Rp 200.000.000,00

K : Bank Lain – Giro                                    Rp 200.000.000,00

11. MODAL PINJAMAN

DEFINISI

Pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital notes, loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan mempunyai sifat modal sendiri

CIRI-CIRI MODAL PINJAMAN

  • Tidak dijamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya dipersamakan dengan modal (subordinated) serta telah dibayar penuh
  • Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik (pemegang capital notes)
  • Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, mesikipun bank belum dilikuidasi
  • Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut

12. MODAL BANK

DEFINISI

Hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank

KOMPONEN MODAL BANK

Terdiri antara lain dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan-dengan tujuan, laba ditahan-tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi)


AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman  dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.

Tujuan dan apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.

Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.

  1. 1. Penanaman Dana Alat Likuid atau Kas (KAS DAN BANK)

Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.

Tujuan penanaman uang kas

  • Untuk kegiatan operasional
  • Untuk memelihara likuiditas
  • Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
  • Untuk memanfaatkan kelebihan dana
  • Pendapatan

1.1 REMISE

Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.

Akuntansi remise:

a.  Saat pengiriman uang pisik ke cabang

D: RAK- Cabang

K: Kas

b.   Saat menerima uang pisik dari cabang

D: Kas

K: RAK- Cabang

1.2.  Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain

Akuntansi penanaman pada bank lain:

1. Saat penanaman

D: Bank lain-deposito

D: Bank lain- Call money

K: BI- Giro

Kasus: Bank Mega Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Selain itu Bank Mega menempatkan sebagian dananya pada bank XYZ Jakarta untuk call money sebesar Rp 400.000.000  dengan suku bunga 30% setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Mega juga juga menempatkan uangnya pada bank RST Jakarta dalam bentuk deposits on call sebesar Rp 450.000.000 suku bunga 26% setahun jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di atas dilakukan atas beban rekening giro bank Mega- Jakarta pada Bank Indonesia.

D: Bank lain – deposito berjangka Rekening Bank ABC- Jakarta         Rp    200.000.000

D: Bank lain – Call money-Rekening Bank XYZ                                         Rp    400.000.000

D: Bbank Lain – Deposits on Call-rekening Bank RST – Jakarta          Rp    450.000.000

K: Bank Indonesia – Giro                                                                             Rp 1.050.000.000

2. Saat penerimaan bunga:

D: Bank lain-deposito

K: pendapatan bunga-deposito

D: Bank lain-giro- Rekening Bank ABC                                                     Rp          4.000.000

D: Bank lain-giro- Rekening Bank XYZ                                                      Rp       10.000.000

D: Bank lain-giro- Rekening Bank RST                                                      Rp          9.750.000

K: pendapatan bunga-penempatan –deposito berjangka                       Rp          4.000.000

K: pendapatan bunga-penempatan –Call money                         Rp        10.000.000

K: pendapatan bunga-penempatan –Deposits on Call                            Rp          9.750.000

  1. 2. SURAT BERHARGA

Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut

Kreteria :

  • Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
  • Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
  • Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain

Jenis Jenis Surat Berharga

  • Saham
  • Wesel
  • Obligasi
  • Sekuritas kredit
    • Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal

Akuntansi Surat berharga :

  • Pembelian

Kasus: Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan suku bunga sebesar 15% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember.

D: Surat Berharga – Obligasi                                                          Rp 10.000.000

D: Pendapatan Bunga Obligasi                                            Rp      250.000

K: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan             Rp      200.000

K:Kas                                                                                      Rp 10.050.000

  • Pembayaran bunga tanggal 1 Desember

D:Kas                                                                                      Rp     750.000

K:Pendapatan Bunga Obligasi                                              Rp     750.000

Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan.

D: Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan             Rp     10.000

K: Pendapatan Premi Obligasi                                             Rp     10.000

  • Penjualan

Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan metode FIFO atau metode rata (terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portfolio.

Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulamn dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101,

Pencataan untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal :

D: Pendapatan Premi yang ditangguhkan                  Rp 3.333

K: Pendapatan premi obligasi                                     Rp 3.333

Pencatatan penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

D: Kas                                                                                     Rp 10.475.000

D: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan            Rp       186.667

K: Pendapatan premi obligasi                                               Rp       186.667

K: Surat berharga Obligasi                                                    Rp  10.000.000

K: Pendapatan Bunga Obligasi                                             Rp        375.000

K: Keuntungan dari Penjualan surat berharga                      Rp        100.000

  • Penilaian

Penilaian Surat Berharga Pasar Uang

Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan.  Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia.

Saat pembelian :

D: Surat berharga – SBI                                                        Rp 500.000.000

K: Pedapatan bunga SBI yang belum diamortisasi             Rp   10.000.000

K: BI- Giro                                                                              Rp 490.000.000

Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI sbb:

D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi          Rp     5.000.000

K: Pendapatan Bunga SBI                                                    Rp     5.000.000

Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama:

D: BI-Giro                                                                               Rp 500.000.000

D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi          Rp     5.000.000

K: Surat berharga –SBI                                                         Rp 500.000.000

K: Pendapatan bunga SBI                                                    Rp     5.000.000

Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam bentuk portfolio harus dinilai berdasarkan harga riil:

1.  Sebesar harga perolehan (cost)

2.  Sebesar harga terendah antara cost dan market (COMWIL).

Apabila terjadi selisih harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB. dengan mengkredit perkiraan surat berharga yang bersangkutan “Penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga”.

Kasus:

Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan kemudian setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb:

D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai surat berharga              Rp 10.000.000

K: Penyisihan untuk Penurunan nilai surat berharga            Rp 10.000.000

Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah sbb:

Surat berharga                                                                       Rp 125.000.000

Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara berharga                 Rp  10.000.0000

Surat berharga, bersih                                                           Rp 115.000.000

4.  KREDIT YANG DIBERIKAN

Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.

Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen

  • Jenis kredit yang diberikan oleh bank

a. Kredit Investasi

b. Kredit Modal Kerja

c. Kredit Profesi, dsb.

  • Jangka waktu kredit:
  1. Kredit jangka pendek
  2. Kredit jangka panjang
  • Akuntansi Kredit meliputi:

Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:

  1. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
  2. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
  3. Pembebanan bunga pada debitur
  4. Pelunasan pokok
  5. Wanprestasi pembayaran
  6. Penilaian debitur pada neraca

a.  Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit

  • Saat persetujuan kredit dicatat:

K:  Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui

Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta.  Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui                Rp 250.000.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:

D:  Giro – debitur

K:  Pendapatan provisi kredit

D: Giro-Rekening PT Pizaria                                                 Rp     6.550.000

K: Pendapatan Provisi Kredit                                                         Rp     1.500.000

K: Persediaan Formulir Berharga                                         Rp          50.000

K Giro – Rekening Tn Andi                                                   Rp     5.000.000

  1. b. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur

Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif

D:  Debitur

K:  BI – Giro

Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:

D: Debitur-Rekening PT Pizzaria                                          Rp 35.000.000

K: Bank Indonesia-Giro                                                         Rp 35.000.000

Dan dicatat pada rek. Administratif :

D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui                              Rp 35.000.000

  1. c. Perhitungan Bunga Kredit

Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .

Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:

1. Accrual basis (saat jatuh tempo)

D: Debitur tunggakn bunga

K: Pendapatan bunga debitur

2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:

D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur

Kasus:

Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga 28%/tahun) :

  1. Accrual basis (saat jatuh tempo)

D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria         Rp 816.667

K: Pendapatan Bunga Debitur                                              Rp 816.667

  1. Cash basis (saat penerimaan)

D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur                              Rp 816.667

d.  Pelunasan bunga

1. Accrual basis

D: BI – Giro

K: Debitur tunggakan bunga

2.  Cash basis

D: BI – Giro

K: Pendapatan bunga-debitur

3.   Rekening administratif dicatat:

K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga

Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:

D: Kas

K: Debitur- rek.debitur

Koletibilitas meliputi:

  • Lancar(standar)
  • Kurang lancar (sub-standar)
  • Diragukan (doubtful)
  • Macet (uncollectible)

e. Wanprestasi Nasabah Debitur

Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif

D: Debitur tunggakan pokok

K: Debitur – Rek. debitur

Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :

  1. Lancar :

bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).

  1. kurang lacar :

nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6 bulan)

  1. diragukan :

nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)

  1. macet.: diragukan :

nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.

Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan

  1. g. Penilaian Debitur Pada Neraca

  • Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
  • Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan

D: Biaya debitur ragu

K: Penyisihan debitur diragukan

KasusSaldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :

Kolektibilitas I                                   Rp 18.000.000.000

Kolektibilitas II                                  Rp   2.000.000.000

Penyisihan debitur ragu-ragu :

Kolektibilitas I      = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp  90.000.000

Kolektibilitas II    = 5% (Rp   2.000.000.000*50%) = Rp  50.000.000

Besarnya penyisihan debitur:

D: Biaya Debitur ragu                                         Rp 140.000.000

K: Penyisihan Debitur diragukan                        Rp 140.000.000

Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :

Debitur (pokok)                                                   Rp 20.000.000.000

Penyisihan Debitur Ragu                                   Rp      140.000.000

Bersih                                                                  Rp 19.860.000.000

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Januari 19, 2010 inci Uncategorized

 

BASIS DATA DAN DBMS

BASIS DATA DAN DBMS

A.        Basis Data

Data adalah fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain. Sedangkan Informasi adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi.

1.   Model Data

Data yang disimpan menggambarkan beberapa aspek dari suatu organisasi. Model data, adalah himpunan deksripsi data level tinggi yang dikonstruksi untuk menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. Beberapa manajemen basis data didasarkan pada model data relasional, model data hirarkis, atau model data jaringan.

1.1       Model Data Hirarkis

Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang

dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua-anak. Setiap simpul (biasa dinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua. Setiap orang tua bisa memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:M), tetapi setiap anak hanya memiliki satu orang tua. Simpul – simpul yang dibawahi oleh simpul orang tua disebua anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang tidak mempunyi anak disebut daun. Adapun hubungan ntara nak dn orng tua disebut cabang.

1.2       Model Data Jaringan

Model jaringan distandarisasi pda tahun 1971 oleh Data Base Task Group (DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model CODASYL (Conference on Data System Languages), karena DBTG adalah bagian dari CODASYL. Model ini menyerupai model hirarkis, dengan perbedaan suatu simpul anak bisa memilki lebih dari satu orang tua. Oleh karena sifatnya demikian, model ini bias menyatakan hubungan 1:1 (satu arang tua punya satu anak), 1:M (satu orang tua punya banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa mempunyai beberapa orangtua). Pada model jaringan, orang tua diseut pemilik dan anak disebut anggota.

1.3       Model Data Relasional

Model relasional adalah model data yang paling banyak digunakan saat ini. Pembahasan pokok pada model ini adalah relasi, yang dimisalkan sebagai himpunan dari record. Deskripsi data dalam istilah model data disebut skema. Pada model relasional, skema untuk relasi ditentukan oleh nama, nama dari tiap field (atau atribut atau kolom), dan tipe dari tiap field.

2.   Yang Berkepentingan Dengan Basis Data

Orang-orang yang berkepentingan dengan Basis Data meliputi :

  • · Pemakai akhir dan vendor DBMS
  • · Programmer aplikasi basis data
  • · Administrator Basis Data (Database Administrator)

B.        DBMS (Database Management System)

Menurut Date, Sistem Basis Data adalah system terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasidan membuat informasi tersebut tersedia saat

dibutuhkan. Manajemen Sistem Basis Data (Database Management System DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar. DBMS dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi, semisal penyimpana n data dalam fiel dan menulis kode aplikasi yang spesifik untuk pengaturannya.

1.   Tinjauan Sejarah

Generasi pertama DBMS didesain oleh Charles Bachman di perusahaan General Electric pada awal tahun 1960, disebut sebagai Penyimpanan Data Terintegrasi (Integrated Data Store). Dibentuk dasar untuk model data jaringan yang kemudian distandardisasi oleh Conference on Data System Languages (CODASYL). Bachman kemudian menerima ACM Turing Award (Penghargaan semacam Nobel pada ilmu komputer) di tahun 1973. Dan pada akhir 1960, IBM mengembangkan sistem manajemen informasi (Information Management System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja yang disebut dengan model data hirarki. Dalam waktu yang sama, dikembangkan sistem SABRE sebagai hasil kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika. Sistem ini memungkinkan user untuk mengakses data yang sama pada jaringan komputer. Kemudian pada tahun 1970, Edgar Codd, di Laboratorium Penelitian di San Jose, mengusulkan model data relasional. Di tahun 1980, model relasional menjadi paradigma DBMS yang paling dominan. Bahasa query SQL dikembangkan untuk basis data relasional sebagai bagian dari proyek Sistem R dari IBM. SQL distandardisasi di akhir tahun 1980, dan SQL-92 diadopsi oleh American National Standards Institute (ANSI) dan International Standards Organization (ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basis data disebut transaksi. User menulis programnya, dan bertanggung jawab untuk menjalankan program tersebut secara bersamaan terhadap DBMS. Pada tahun 1999, James Gray memenangkan Turing Award untuk kontribusinya pada manajemen transaksi dalam DBMS. Pada akhir tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang sistem basis data yang dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi. Beberapa vendor memperluas sistemnya dengan kemampuan penyimpanan tipe data baru semisal image dan text, dan kemampuan query yang kompleks. Sistem khusus/spesial dikembangkan oleh banyak vendor untuk membuat data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa basis data. Penomena yang paling menarik adalah adanya enterprise resource planning (ERP) dan management resource planning (MRP), yang menambahkan substansial layer dari fitur berorientasi pada aplikasi. Paket yang termasuk didalamnya meliputi Baan, Oracle, PeopleSoft, SAP, dan Siebel. Paket-paket ini mengidentifikasi himpunan tugas secara umum (misal manajemen inventori, perencanaan sumber daya manusia, analisis finansial) dan menyediakan aplikasi layer secara umum untuk menangani keperluan tersebut. Data disimpan dalam DBMS relasional, dan aplikasi layer dapat disesuaikan untuk perusahaan yang berbeda. Lebih jauh lagi, DBMS memasuki dunia internet. Pada saat generasi pertama dari Web site menyimpan datanya secara eksklusif dalam file system operasi, maka saat ini DBMS dapat digunakan untuk menyimpan data yang dapat diakses melalui Web browser. Query dapat digenerate melalui form Web, dan format jawabannya menggunakan markup language semisal HTML untuk mempermudah tampilan pada browser. Semua vendor basis data menambahkan fitur ini untuk DMS mereka. Manajemen basis data mempertimbangkan pentingnya suatu data bersifat on-line, dan dapat diakses melalui jaringan komputer. Saat sekarang bidang seperti ini diwujudkan dalam basis data multimedia, video interaktif, perpustakaan digital,proyek ilmuwan seperti proyek pemetaan, proyek sistem observasi bumi milik NASA, dll.

2.   Komponen Utama DBMS

Komponen utama DBMS dapat dibagi menjadi 4 macam :

  • · Perangkat Keras
  • · Perangkat Lunak
  • · Data
  • · Pengguna

3.   Keuntungan Penggunaan DBMS

Pengunaan DMBS untuk mengelola data mempunyai beberapa keuntungan,yaitu :

  • · Kebebasan data dan akses yang efisien
  • · Mereduksi waktu pengembangan aplikasi
  • · Integritas dan keamanan data
  • · Administrasi keseragaman data
    • · Akses bersamaan dan perbaikan dari terjadinya crashes (tabrakan dari proses serentak).

4.   Level Abstraksi Dalam DBMS

Data dalam DBMS dapat digambarkan dalam tiga level abstraksi, yaitu konseptual, fisik, dan eksternal. Data definition language (DDL) digunakan untuk mendefinisikan skema eksternal dan konseptual. Semua vendor DBMS menyertakan perintah SQL untuk menggambarkan aspek dari skema fisik. Informasi tentang skema konseptual, eksternal dan fisik disimpan dalam katalog sistem.

5.   Visual Foxpro 6.0

Pada tahun 1984, Fox Software memperkenalkan FoxBase untuk menyaingi dBase II Ashton-Tate. Pada saat itu FoxBase hanyalah perangkat lunak kecil yang berisi bahasa pemrograman dan mesin pengolah data. FoxPro memperkenalkan GUI (Graphical Unit Interface) pada tahun 1989. FoxPro berkembang menjadi Visul FoxPro pada tahun 1995. kemampuan pemrogrman prosural tetap dipertahankan dan dilengkapi dengan pemrograman berorietasi objek. Visual FoxPro 6.0 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan produk desktop dan client/server lain dan juga dapat membangun aplikasi yang berbasis Web. Dengan adanya Visual Studio, FoxPro menjadi anggotanya. Sasaran utama Visual Studio adalah menyediakan alat bantu pemrogrman dan database untuk mengembangka perangkat lunak yang memenuhi tuntutan zaman. Model data yang digunakan Visual FoxPro yaitu model relasional. Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah di pahami oleh pengguna, serta merupakan paling popular saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan table berdimensi dua (yang disebut relasi atau table), dengan masing masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut. Relasi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghilangkan kemubajiran data dan mengunakan kunci tamu untuk berhubungan dengan relasi lain.

C.        Kesimpulan

Database merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah system informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem database yang mendukungnya. Sistem Manajemen Basis Data adalah perangkat lunak yang mendukung manajemen data dalam jumlah besar. DBMS menyediakan akses data yang efisien, kebebasan data, integritas data, keamanan, dan pengembangan aplikasi yang cepat, mendukung akses bersamaan dan perbaikan dari kerusakan Pada perangkat lunak seperti Visual FoxPro yang beroperasi pada lingkungan PC, basis data tidak hanya sekedar kumpulan table, tetapi juga mencangkup hal-hal lain, seperti hubungan antar table, view (tabel yang bersifat logis, yang merupakan paduan sejumlah medan milik sejumlah table), dan bahkan kode yang disebut prosedur tersimpan.



 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 19, 2010 inci Uncategorized