RSS

Arsip Bulanan: Juni 2010

AKUNTANSI KLIRING KOMITMEN & KONTIJENSI DAN PENDAPATAN & BIAYA BANK

AKUNTANSI KLIRING

KOMITMEN & KONTIJENSI DAN

PENDAPATAN & BIAYA BANK

A.   AKUNTANSI KLIRING

Kliring merupakan suatu istilah dalam dunia bank dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Proses kliring adalah termasuk pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.

Peserta Kliring:

Peserta  kliring  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam  :

  • Peserta  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang sudah  tercatat  sebagai  peserta  kliring  dan  dapat  memperhitungkan  warkat  atau  notanya  secara  langsung  dengan  B I  atau  melalui  PT  Trans  Warkat  sebagai  perantara  dengan  B I.

Contoh :  Bank  Retail,  Bank  Devisa

  • Peserta  tidak  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang  belum  terdaftar  sebagai  peserta  kliring  akan  tetapi  mengikuti  kegiatan  kliring  melaui  bank  yang  telah  terdaftar  sebagai  peserta  kliring.

Contoh :  BPR

Jenis-Jenis Kliring

  • Kliring  umum,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang  pelaksanaannya  diatur  oleh  B I.
  • Kliring  lokal,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang  berada  dalam  suatu  wilayah  kliring  (wilayah  yang  ditentukan).
  • Kliring  antar  cabang,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat  antar  kantor  cabang  suatu  bank  peserta  yang  biasanya  berada  dalam  satu  wilayah  kota.  Kliring  ini  dilakukan  dengan  cara  mengumpulkan  seluruh  perhitungan  dari  sauatu  kantor  cabang  untuk  kantor  cabang  lainnya  yang  bersangkutan  pada  kantor  induk  yang  bersangkutan.
  • Adalah  alat  atau  sarana  yang  digunakan  dalam  lalu  lintas  pembayaran  giral,  yaitu  surat  berharga  atau  surat  dagang  seperti  :

Warkat / Nota kliring

–         cek,

–         bilyet  giro,

–         wesel  bank  untuk  trasfer  atau  wesel  unjuk,

–         bukti-bukti  penerimaan  transfer  dari  bank-bank,

–         nota  kredit,  dan

–         surat-surat  lainnya  yang  disetujui  oleh  penyelenggara  ( B I )

  • Syarat-syarat  warkat  yang  dapat  dikliringkan :

–         Ber valuta  Rupiah

–         Bernilai  nominal  penuh

–         Telah  jatuh  tempo  pada  saat  dikliringkan  dan

–         Telah  dibubuhi  cap  kliring

  • Jenis – jenis  warkat  kliring  :

–         Warkat  debet  keluar,  yaitu  :  warkat  bank  lain  yang  disetorkan  oleh  nasabah  sendiri  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  yang  bersangkutan.

Contoh  :  Ndari  nasabah  bank  Permata  Semarang  menerima  pembayaran  dari  Sigit  nasasbah  bank  Niaga  Semarang  berupa  cek.  Cek  tersebut  disetorkan  oleh  Ndari  ke  bank  Permata,  maka  cek  tersebut  dapat  dikatakan  sebagai  warkat  debet  keluar.

–         Warkat  debet  masuk,  yaitu  :  warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  dari  bank  lain  melalui  B I  atas  warkat  atau  cek  bank  sendiri  yang  ditarik  oleh  nasabah  sendiri  dan  atas  beban  nasabah  yang  bersangkutan.

Contoh  : Bila  bank  Permata  Semarang  menerima  cek  dari  bank  Niaga  Semarang  atas  cek  yang  telah  ditarik  Andi  nasabah  sendiri,  maka  cek  tersebut  merupakan  warkat  debet  masuk  bagi  bank  Permata.

  • Warkat  kredit  keluar,  yaitu  :

warkat  dari  nasabah  sendiri  untuk  disetorkan  kepada  nasabah  bank  lain  pada  bank  lain.  Bank  yang  menyerahkan  warkat  tersebut  akan  mengkreditkan  rekening  giro  BI  dan  mendebet  giro  nasabah.

  • Warkat  kredit  masuk,  yaitu  :

warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  bank  tersebut.  Bank  yang  menerima  warkat  tersebut  akan  mendebit  rekening  giro  B I  dan  mengkredit  giro  nasabah.

Warkat yang bukan kliring

  • Warkat-warkat  yang  belum  memenuhi  syarat-syarat  warkat  kliring.
  • Penyetor  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  keperluan  penyelesaian  saldo  negatif  atau  saldo  debet.
  • Penyetoran  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  pelaksanaan  transfer  dalam  rangka  pelimpahan  likuidasi  dari  suatu  peserta  kepada  kantor-kantor  cabangnya  yang  lain.
  • Penyetoran-penyetoran  lain  yang  ditetapkan  B I  berdasarkan  kebutuhan.

B.   AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI

þ Akuntansi Komitmen

~    pengertian dan klasifikasi komitmen

Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.

Jenis komitmen :

  1. komitmen tagihan yaitu komitmen yang akan diterima oleh suatu bank dari pihak lainnya.
  2. komitmen kewajiban yaitu komitmen yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabah atau pihak lain.

~    jenis komitmen

  1. fasilitas pinjaman yang diterima adalah fasilitas yang diterima oleh bank dari bank lain atau pihak lain dan belum digunakan pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Nilai komitmen yang disajikan adalah sejumlah nilai nominal penarikan atau pelunasan atas fasilitas tersebut, sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pemberian fasilitas kredit tersebut.
  2. fasilitas kredit yang diberikan adalah fasilitas kredit yang telah disetujui oleh bank untuk diberikan kepada nasabah dan masih berlaku untuk digunakan nasabah.
  3. letter of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan adalah jaminan dalam bentuk penerbitan L/C yang tidak dapat dibatalkan dalam rangka impor dan ekspor atau lalu lintas perdagangan.
  4. kewajiban pembelian kembali aktiva yang dijual dengan syarat repo adalah kewajiban bank untuk membeli kembali aktiva bank pada waktu tertentu yang sesuai dengan perjanjian.
  5. akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka adalah pemberian jaminan dalam bentuk penandatanganan terhadap wesel-wesel impor atas dasar L/C berjangka.
  6. transaksi valuta asing tunai (SPOT) yang belum diselesaikan adalah jumlaj transaksi valuta asing tunai uang masih belum diselesaikan pada tanggal laporan.
  7. transaksi berjangka valuta asing (forward/future) yang masih berjalan adalah tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi berjangka valas dicatat dan disajikan sebesar tagihan atau kewajiban bank.

~    laporan komitmen

–          Definisi

Laporan komitmen adalah laporan suatu kewajiban bagi bank untuk melaporkan besarnya taguhan atau kewajiban bersih atas seluruh transaksi komitmen yang telah dilakukan.

–          Tujuan

Untuk alat control bagi bank yang bersangkutan dalam mengelola aktiva dan kewajibannya termasuk didalamnya pengelolaan alat likuid untuk memenuhi kewajiban yang diperkirakan akan terjadi beberapa hari atau bulan yang akan dating yang akan dikaitkan dengan tagihan yang akan diterima.

–          Waktu

Laporan komitmen dibuat setiap tanggal laporan bersamaan dengan pembuatan neraca dan laporan laba rugi.

–     Isi

Memerinci seluruh kewajiban dan tagihan komitmen yang dimiliki oleh suatu bank.

–          Manfaat

Dapat diketahui apakah bank memiliki suatu kewajiban atau tagihan bersih dari sejumlah komitmen yang telah ada. Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 10, 2010 inci Uncategorized

 

PROSES AKUNTANSI BANK

PROSES AKUNTANSI BANK

Siklus Akuntansi adalah tahapan kegiatan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan akuntansi. Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu siklus. Siklus Akuntansi terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap :

1) Analisis Transaksi

2) Jurnal

3) Posting jurnal ke buku besar

4) Neraca Saldo

5) Jurnal Penyesuaian

6) Neraca Lajur

7) Jurnal Penutup

8) Penyusunan Laporan Keuangan

9) Neraca Saldo Setelah Penutupan

10) Jurnal Balik

1) Analisis Transaksi

Analisis transaksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pencatatan. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam analisis transaksi, yaitu mengidentifikasi:

a. Apakah transaksi tersebut merupakan transaksi keuangan. Transaksi dikelompokkan sebagai transaksi keuangan kalau transaksi tersebut mempengaruhi posisi aset, hutang, dan modal.

b. Perkiraan apa yang dipengaruhi, bertambah atau berkurang, didebet atau dikredit.

c. Berapa besar nilai yang akan dicatat.

2) Jurnal

Jurnal adalah pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan setiap hari. Jurnal merupakan proses pencatatan pertama dalam siklus akuntansi setelah analisis transaksi. Jurnal merupakan dasar untuk mem-posting transaksi ke buku besar. Bentuk yang umum dari jurnal adalah Jurnal Umum (General Journal) yang mencatat segala jenis transaksi yang terjadi. Dalam praktiknya, apalagi dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin rumitnya transaksi-transaksi yang terjadi, tidak mungkin seluruh transaksi yang terjadi dituangkan hanya dalam general journal. Akan hal ini dibentuklah Jurnal Khusus (Special Journal). Special Journal ini dirancang untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang sering terjadi dan berulang. Special Journal yang dimaksudkan disini misalnya :

�� Jurnal Penjualan

�� Jurnal Pembelian

�� Jurnal Penerimaan Kas

�� Jurnal Pengeluaran Kas

Untuk transaksi-transaksi yang tidak dapat dikelompokkan pada keempat jurnal khusus tersebut, maka tetap dicatat dalam General Journal (Jurnal Umum). Tidak semua jenis jurnal di atas digunakan dalam perusahaan, penggunaannya tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang masih sederhana, umumnya cukup digunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi. Sedangkan untuk perusahaan yang transaksi-transaksinya sudah sedemikian komplek dimungkinkan digunakannya Jurnal Khusus (Special Journal).

3) Posting Jurnal pada Buku Besar

Yang dimaksud dengan posting di sini adalah membukukan dengan cara memindahbukukan dari jurnal ke dalam perkiraan masing-masing yang relevan di buku besar. Kalau dalam jurnal, pencatatan dilakukan setiap hari, maka posting ke masing-masing perkiraan dilakukan secara periodik, misalnya satu bulan. Pada umumnya, untuk memudahkan mengidentifikasi transaksi-transaksi yang telah diposting ke buku besar ini, maka digunakan kolom posting reference. Disamping itu digunakan juga bagan perkiraan yang merupakan daftar judul dan nomor untuk setiap perkiraan pada buku besar.

4) Neraca Saldo

Neraca saldo menunjukkan saldo masing-masing perkiraan. Saldo debet dan saldo kredit ini secara total harus sama jumlahnya pada neraca saldo. Neraca saldo merupakan dasar untuk penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara periodik. Neraca saldo ini sendiri terbagi dua, yaitu neraca saldo sebelum disesuaikan (unadjusted trial balance) dan neraca saldo yang telah disesuaikan (adjusted trial balance). Penyesuaian yang dimaksud di sini akan dijelaskan dibagian berikut dalam tahap siklus akuntansi.

5) Jurnal Penyesuaian

Setiap perkiraan yang tampak dalam laporan keuangan haruslah menunjukkan nilai yang seharusnya, oleh karena itu perlu disusun jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku, yaitu setelah neraca saldo selesai

disusun. Fungsi jurnal penyesuaian adalah :

a. Untuk koreksi kesalahan.

b. Untuk pemindahbukuan.

c. Untuk mencatat pos-pos akrual, yaitu yang masih harus diterima/dibayar.

d. Untuk mencatat pos-pos deferal, yaitu yang diterima lebih dulu atau dibayar lebih dulu.

e. Untuk mencatat penyusutan.

f. Untuk mencatat susulan pembukuan.

6) Neraca Lajur

Neraca Lajur (worksheet) adalah lembaran kerja yang dibuat untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. Format neraca lajur terdiri dari kolom nama perkiraan, neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, perhitungan laba-rugi, dan neraca.

7) Jurnal Penutup

Pada akhir periode akuntansi perkiraan-perkiraan buku besar dapat digolongkan dalam 5 (lima) tipe yaitu : aset, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Perkiraan pendapatan dan biaya pada dasarnya adalah termasuk dalam perkiraan modal, jadi bersifat sementara (temporary) untuk satu periode akuntansi. Ini berarti pada setiap awal periode akuntansi perkiraanperkiraan ini bernilai nol. Oleh karena itu pada akhir periode akuntansi harus ditutup.

Jurnal penutup dilakukan dengan :

– Mendebet saldo perkiraan pendapatan.

– Mengkredit saldo perkiraan biaya.

– Mengkredit perkiraan modal atau perkiraan laba ditahan (jika laba atau pendapatan lebih besar dari biaya) atau mendebet perkiraan modal atau laba ditahan (jika rugi).

8) Penyusunan Laporan Keuangan

Setelah tahap penyesuaian atas perkiraan-perkiraan dilakukan, baik untuk pendapatan dan perkiraan- perkiraan yang ditangguhkan, maupun pendapatan dan biaya-biaya akrual, maka kemudian disusun laporan keuangan.Laporan Keuangan yang disusun terdiri dari Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan Perubahan Kas.

9) Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah perkiraan yang bersifat sementara (temporary) untuk satu periode akuntansi ditutup pada akhir periode.

10) Jurnal Balik

Jurnal Balik (reversing entries) adalah suatu pencatatan akuntansi yang dibuat berdasarkan jurnal penyesuaian , dengan membalik jurnal penyesuaian tersebut pada awal periode sebelum transaksi- transaksi berjalan di catat. Perusahaan membuat jurnal balik karena menggunakan suatu pendekatan akuntansi tertentu dalam mencatat suatu transaksi. Pada dasarnya ada 4 (empat) macam pencatatan penyesuaian yang memerlukan jurnal balik pada awal tahun yaitu :

– Pengakuan biaya yang terhutang

– Biaya dibayar dimuka

– Pendapatan yang diterima dimuka

– Pendapatan yang belum diakui meskipun telah terjadi penerimaan kas.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 4, 2010 inci Uncategorized